Pengembang F-35 "Lockheed Martin Corp" mengakui bahwa F-35 adalah puncak teknologi dari lima dekade pengembangan pesawat tempur. F-35 berteknologi siluman terbaru, berkecepatan supersonik, kelincahannya ekstrim dan dilengkapi dengan perlengkapan radar yang tercanggih saat ini. Namun tampaknya para pengembang lupa dengan ban yang dipakai F-35.
Seorang petinggi Angkatan Udara Amerika Serikat, Letnan Jenderal Christopher Bogdan, yang juga mengawasi program Joint Strike Fighter (F-35) dari Departemen Pertahanan AS, pekan lalu mengatakan bahwa beberapa bagian dari F-35 seringkali mengalami kerusakan. Ketika reporter menanyakannya, Bogdan menjawab: "contohnya ban."
"Ban-ban tersebut terlalu sering rusak," kata Bogdan dalam sebuah konferensi di National Harbor, Maryland, 17 September 2013.
Menurut Joe Dellavedova, juru bicara dari program F-35 di Pentagon, masalah ban yang sering rusak ini hanya terjadi pada F-35 untuk Korps Marinir, yang dikenal sebagai F-35B. Berbeda dengan cara lepas landas dan mendarat F-35A untuk Angkatan Udara atau F-35C untuk Angkatan Laut, F-35B lepas landas dari landasan pacu konvensional dan pendek, dan mendarat dengan vertikal. Proses ini mengakibatkan tekanan yang besar pada ban, Dellavedova.
"Kerusakan ban pada varian F-35B harus segera diatasi, dan kami telah mengambil langkah-langkah konkrit untuk menyelesaikannya," kata Dellavedova dalam emailnya.
Ban pada F-35B memiliki laju keausan ketika mencapai 10-11 kali pendaratan selama pengujian, kata Dellavedova. Angka laju keausan tersebut bahkan semakin memburuk dalam uji coba terbaru, yang meliputi pengujian intensif lepas landas dan mendarat, katanya. Namun hasil uji coba sedikit membaik sejak bulan lalu setelah ban diganti dengan tapak yang lebih tebal, katanya.
Ban F-35 yang harganya masing-masing sekitar AS$ 1.500 tersebut, dibuat oleh Dunlop Aircraft Tyres Ltd. Inggris. Dunlop juga membuat ban untuk jet tempur berbasis kapal induk AV-8B Harrier jump jet, yang kinerjanya mirip dengan F-35B, katanya.
Lockheed Martin dan Dunlop berencana untuk membuat produk terbarunya (desain ulang) untuk militer pada akhir tahun ini, kata Dellavedova. Sang Jenderal, Bogdan mengatakan bahwa pihaknya tidak mengeluarkan sepersen pun dana untuk biaya desain ulang ini.
John Butters, seorang juru bicara Dunlop mengatakan bahwa perusahaannya memang tidak memiliki catatan ban F-35 rusak total, namun ia mengakui bahwa memang ada beberapa masalah kinerja dengan ban tersebut.
"F-35B beroperasi di lingkungan unik dan menantang yang cukup berbeda dengan pesawat varian lain," kata Butters dalam pernyataan emailnya.
"Dunlop memiliki sejarah kesuksesan yang panjang dalam mendukung pesawat STOVL, telah menyediakan ban untuk seluruh jet tempur Harrier Inggris, AV-8B Amerika Serikat dan Harrier yang dioperasikan oleh Angkatan Laut India hingga saat ini," sembari menambahkan bahwa akronim STOVL merujuk pada short take-off and vertical landing (lepas landas pendek dan mendarat vertikal). Kami berharap akan membangun yang lebih baik untuk F-35B.
Versi F-35 untuk Angkatan Udara dan Angkatan Laut menggunakan beberapa jenis ban yang dibuat oleh Goodyear Tire & Rubber Co, kata Dellavedova. Produk dari perusahaan itu memenuhi persyaratan spesifikasi dan memiliki karakteristik tingkat keausan yang memadai, katanya.
Meskipun dikritik karena permasalahan ban dan permasalahan lain pada F-35, Bogdan mengatakan bahwa hubungan antara Angkatan Udara dengan pengembang F-35 seperti Lockheed Martin dan pembuat mesin Pratt & Whitney bahkan menjadi semakin baik dibandingkan tahun lalu.
"Kami terdorong dengan apa kami alami saat ini. Kami ingin menjadi lebih baik lagi," ujar Bogdan.
Pernyataan Bogdan ini sangat kontras dengan pernyataannya pada tahun lalu dalam sebuah forum. Di forum tersebut Bogdan mengatakan bahwa hubungan tersebut (dengan pengembang F-35) adalah hubungan terburuk yang pernah dilihatnya.
[Foto 1 : defenceaviation.com]
[Foto 2 : stickskills.com]
artileri.org
0 komentar:
Posting Komentar