Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulillah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Diantara jalan untuk meraih keberkahan
dari Allah adalah dengan menanamkan semangat untuk hidup sehat dan
produktif, serta menyingkirkan sifat malas sejauh-jauhnya. Caranya,
senantiasa memanfaatkan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan hal-hal yang berguna dan mendatangkan kemaslahatan bagi hidup
kita. Termasuk memanfaatkan waktu yang paling baik untuk memulai bekerja
dan mencari rizki, yakni waktu pagi. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah memanjatkan doa keberkahan untuk umatnya;
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
”Ya Allah, berkahilah untuk ummatku
waktu pagi mereka.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah,
dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).
Hikmah dikhususkannya waktu pagi dengan
doa keberkahan, lantaran waktu pagi merupakan waktu dimulainya berbagai
aktivitas manusia. Sebagaimana firman Allah yang menyebutkan waktu nahar
(siang) sebagai tempat mencari penghidupan, “Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS. Al-Naba’: 11)
Jika seseorang menyambut ayat di atas
dari awalnya, niscaya ia akan mendapat keberkahan dalam waktu paginya.
Ditambah lagi dengan kondisi seseorang yang masih cukup semangat karena
dia usai beristirahat di malam hari. Oleh karenanya, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendoakan keberkahan pada waktu pagi ini agar seluruh umatnya memperoleh bagian dari doa tersebut.
Sebagai penerapan langsung dari doa ini, apabila beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam
mengutus pasukan perang maka beliau melepaskannya di pagi hari,
sehingga pasukan diberkahi dan mendapatkan pertolongan serta kemenangan.
Contoh lain dari keberkahan waktu pagi ialah sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Shakhr al-Ghamidi Radhiyallahu 'Anhu
-yaitu perawi hadits ini. Shakhr bekerja sebagai pedagang. Usai
mendengarkan hadits ini, ia pun menerapkannya. Tidaklah ia mengirimkan
barang dagangannya melainkan di pagi hari. Dan benarlah, keberkahan
Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat ia peroleh. Diriwayatkan,
perniagaannya berhasil dan hartanya melimpah-ruah. Dan berdasarkan
hadits ini pula, sebagian ulama menyatakan, tidur pada pagi hari makruh
hukumnya.
. . . beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendoakan keberkahan pada waktu pagi ini agar seluruh umatnya memperoleh bagian dari doa tersebut. . . .
Kapan Waktu Pagi Untuk Bekerja?
Al-Munawi menjelaskan, sepatutnya
seorang hamba mencari rizkinya pada waktu yang diberkahi. Tetapi ia
tidak pergi mencari rizki kecuali setelah terbit matahari. Sebelumnya ia
berdiam diri untuk berzikir dan beristighfar sehingga terbit matahari
sebagaimana yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Imam Nawawi berkata dalam Ru-us al-Masail:
Disunnahkan bagi orang yang memiliki tugas seperti membaca atau
belajar ilmu syar’i, bertasbih, i’tikaf, atau berkarya ia melakukannya
pada awal siang (pagi) begitu juga seperti bersafar dan melangsungkan
akad nikah. (Dinukil dari Faidh al-Qadir Syarh Al-Jaami’ al-Shaghir)
. . . Disunnahkan bagi orang yang memiliki tugas seperti membaca atau belajar ilmu syar’i, bertasbih, i’tikaf, atau berkarya ia melakukannya pada awal siang (pagi) begitu juga seperti bersafar dan melangsungkan akad nikah. . . (Imam Nawawi)
Penutup
Jika seseorang bangun tidur pagi-pagi
sehingga ia bisa mendapatkan shalat shubuh berjama’ah, berzikir pagi
hari, lalu diteruskan dengan aktifitas mencari penghidupan; baik
bekerja, bertani, beternak, berdagang, dan selainnya maka ia akan
mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Aktifitas mencari penghidupannya
juga akan membuahkan hasil yang memuaskan. Karena ia telah keluar
mencari ma’isyah di waktu yang dilimpahi berkah. Wallahu Ta’ala A’lam.
[PurWD/voa-islam.com]
0 komentar:
Posting Komentar