Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan dua buah kapal perang patroli cepat produksi PT Palindo Marine Shipyard Batam, KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850, Kamis, 5 september 2013 di Dermaga Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau.
Kedua kapal patroli cepat jenis PC-43 ini memiliki spesifikasi panjang 43 meter, lebar 7,4 meter, bobot 250 ton, kecepatan maksimal 24 knot, kecepatan jelajah 17 knot, dan kecepatan ekonomis 15 knot. Dilengkapi dengan satu sekoci Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB), dengan penggerakoutboard engine 75 PK. Selain itu, kapal ini memiliki endurance (ketahanan) dalam berlayar selama empat hari.
Menhan menjelaskan bahwa kapal patroli PC-43 secara fisik mirip dengan Kapal Cepat Rudal KCR-40 milik TNI AL yang juga diproduksi oleh PT Palindo, yaitu KRI Clurit-641, KRI Kujang-642, dan KRI Beladau-643. PC-43 dan KCR-40 sama-sama menggunakan bahan baja serta alluminium alloy. Yang menjadi pembeda keduanya adalah kapabilitas dalam menggotong senjata. Sebagai kapal patroli murni, PC-43 bukan dirancang untuk membawa peluru kendali.
Peresmian tersebut merupakan hari bersejarah bagi perkembangan teknologi militer Bangsa Indonesia, khususnya bidang industri perkapalan. KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850 merupakan dua kapal pertama dari rencana empat unit KPC sampai dengan 2014 yang dibangun oleh anak-anak bangsa Indonesia.
Penambahan alutsista amat penting untuk menambah daya tempur dan dukungan pelatihan serta operasi di laut, ujar Menhan. Sekaligus merupakan jawaban konsekuensi atas karakteristik geografis Indonesia yang memiliki keanekaragaman kekayaan alam di laut, potensi keragaman hayati, warisan dunia yang patut dijaga.
Indonesia, kata Menhan, memiliki banyak selat dan perairan yang merupakan alur perairan utama dan penting bagi bangsa lain, karenanya perlu penjagaan maksimal. "Ini memiliki makna penting dan strategi pembangunan TNI AL menuju kekuatan pokok angkatan laut, meningkatkan kekuatan angkatan laut menjaga NKRI," kata Menteri.
Kekuatan itu tercermin dari pengadaan alutsista oleh pemerintah yang melengkapi TNI AL, TNI AU, dan TNI AD dengan senjata dan peralatan baru.
Menhan mengatakan ada banyak alutsista yang ditambah untuk ketiga angkatan bersenjata, di antaranya kapal patroli cepat untuk TNI AL, tank Leopard untuk TNI AD dan penambahan pesawat Sukhoi untuk TNI AU.
Sementara untuk TNI AD, selain 45 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit heli serang Apache. Menurut dia, TNI yang kuat memiliki banyak arti, baik bagi dalam negeri maupun luar negeri.
Meski begitu, Menhan membantah bahwa penambahan alutsista dan penguatan TNI berhubungan dengan pendirian pangkalan militer AS di Singapura dan Australia. "Ini tidak untuk perlombaan senjata, ini memordernisasi," katanya.
Sumber: Kemhan/Metrotvnews
Menhan menjelaskan bahwa kapal patroli PC-43 secara fisik mirip dengan Kapal Cepat Rudal KCR-40 milik TNI AL yang juga diproduksi oleh PT Palindo, yaitu KRI Clurit-641, KRI Kujang-642, dan KRI Beladau-643. PC-43 dan KCR-40 sama-sama menggunakan bahan baja serta alluminium alloy. Yang menjadi pembeda keduanya adalah kapabilitas dalam menggotong senjata. Sebagai kapal patroli murni, PC-43 bukan dirancang untuk membawa peluru kendali.
Peresmian tersebut merupakan hari bersejarah bagi perkembangan teknologi militer Bangsa Indonesia, khususnya bidang industri perkapalan. KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850 merupakan dua kapal pertama dari rencana empat unit KPC sampai dengan 2014 yang dibangun oleh anak-anak bangsa Indonesia.
Menambah daya gempur TNI AL
Kedua kapal yang senilai 75 miliar masing-masing tersebut akan segera memperkuat armada TNI AL. KRI Pari-849 akan memperkuat jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim, sedangkan untuk KRI Sembilang-850 akan memperkuat jajaran Koarmabar, di wilayah Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) II Padang, Sumatera Barat.Penambahan alutsista amat penting untuk menambah daya tempur dan dukungan pelatihan serta operasi di laut, ujar Menhan. Sekaligus merupakan jawaban konsekuensi atas karakteristik geografis Indonesia yang memiliki keanekaragaman kekayaan alam di laut, potensi keragaman hayati, warisan dunia yang patut dijaga.
Indonesia, kata Menhan, memiliki banyak selat dan perairan yang merupakan alur perairan utama dan penting bagi bangsa lain, karenanya perlu penjagaan maksimal. "Ini memiliki makna penting dan strategi pembangunan TNI AL menuju kekuatan pokok angkatan laut, meningkatkan kekuatan angkatan laut menjaga NKRI," kata Menteri.
2014: TNI Terkuat di Asia Tenggara
Saat meresmikan kedua kapal patroli diatas, Menhan mengatakan bahwa TNI akan memiliki daya kekuatan yang terbesar di antara negara lain di Asia Tenggara pada 2014. "Renstra (rencana strategis) pertama 2014, kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara," ujar Menhan.Kekuatan itu tercermin dari pengadaan alutsista oleh pemerintah yang melengkapi TNI AL, TNI AU, dan TNI AD dengan senjata dan peralatan baru.
Menhan mengatakan ada banyak alutsista yang ditambah untuk ketiga angkatan bersenjata, di antaranya kapal patroli cepat untuk TNI AL, tank Leopard untuk TNI AD dan penambahan pesawat Sukhoi untuk TNI AU.
Sementara untuk TNI AD, selain 45 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit heli serang Apache. Menurut dia, TNI yang kuat memiliki banyak arti, baik bagi dalam negeri maupun luar negeri.
Meski begitu, Menhan membantah bahwa penambahan alutsista dan penguatan TNI berhubungan dengan pendirian pangkalan militer AS di Singapura dan Australia. "Ini tidak untuk perlombaan senjata, ini memordernisasi," katanya.
Sumber: Kemhan/Metrotvnews
artileri.org
0 komentar:
Posting Komentar