Prancis menunda penyerahan Kapal perang Mistral yang dibeli Rusia. | (Itar-Tass /EPA/Anatoly Maltsev) |
MOSKOW - Presiden
Prancis, Francois Hollande, memutuskan untuk menangguhkan pengiriman
kapal perang Mistral pertama yang dibeli Rusia. Tindakan itu memicu
kemarahan pemerintah Rusia.
Alasan Prancis menunda pengiriman kapal perang yang dibeli Rusia sesuai kontrak, karena mempertimbangkan krisis Ukraina yang sedang memanas. (Baca: Memanas, NATO dan Rusia Berebut Kapal Perang Prancis)
”Presiden Republik (Prancis) percaya bahwa situasi di Ukraina timur saat ini masih tidak memungkinkan untuk pengiriman kapal perang jenis Mistral kepada Rusia,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan Istana Kepresidenan Prancis.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Yury Borisov, mengatakan kesabaran Rusia hanya sesuai yang tertulis dalam kontrak.
Seperti diketahui, dalam kontrak pembelian kapal perang Mistral, Prancis wajib menyerahkan kapal perang untuk tahap pertama pada November 2014. Jika meleset dari waktu tersebut, Rusia berhak menjatuhkann sanksi denda yang bisa mengacaukan ekonomi Prancis.
”Jika (Prancis) tidak akan menyerahkan (kapal perang Mistral), kami akan menggugat dan memberikan hukuman. Rusia mengikuti aturan ketat sesuai kontrak yang ditandatangani,” kata Borisov, seperti dikutip Itar-Tass, semalam.
Perwakilan Tetap Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov, mengatakan Rusia, tidak akan mengemis kepada Prancis untuk penyerahan kapal Mistral. Dia memperingatkan Prancis, bahwa akan ada tuntutan besar jika Prancis gagal memenuhi kontrak yang disepakati.
”Kami tidak akan mengemis, ya - ya, atau tidak - tidak. Kami sebuah negara yang bangga, dengan kekuatan besar,” imbuh dia.
Alasan Prancis menunda pengiriman kapal perang yang dibeli Rusia sesuai kontrak, karena mempertimbangkan krisis Ukraina yang sedang memanas. (Baca: Memanas, NATO dan Rusia Berebut Kapal Perang Prancis)
”Presiden Republik (Prancis) percaya bahwa situasi di Ukraina timur saat ini masih tidak memungkinkan untuk pengiriman kapal perang jenis Mistral kepada Rusia,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan Istana Kepresidenan Prancis.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Yury Borisov, mengatakan kesabaran Rusia hanya sesuai yang tertulis dalam kontrak.
Seperti diketahui, dalam kontrak pembelian kapal perang Mistral, Prancis wajib menyerahkan kapal perang untuk tahap pertama pada November 2014. Jika meleset dari waktu tersebut, Rusia berhak menjatuhkann sanksi denda yang bisa mengacaukan ekonomi Prancis.
”Jika (Prancis) tidak akan menyerahkan (kapal perang Mistral), kami akan menggugat dan memberikan hukuman. Rusia mengikuti aturan ketat sesuai kontrak yang ditandatangani,” kata Borisov, seperti dikutip Itar-Tass, semalam.
Perwakilan Tetap Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov, mengatakan Rusia, tidak akan mengemis kepada Prancis untuk penyerahan kapal Mistral. Dia memperingatkan Prancis, bahwa akan ada tuntutan besar jika Prancis gagal memenuhi kontrak yang disepakati.
”Kami tidak akan mengemis, ya - ya, atau tidak - tidak. Kami sebuah negara yang bangga, dengan kekuatan besar,” imbuh dia.
Sumber: Sindonews
0 komentar:
Posting Komentar