Ilustrasi -Foto Google |
Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah menemukan cara menginfeksi cakram keras (hard disk)
dengan program yang bisa memata-matai penggunanya, tulis Reuters
berdasarkan data penyelidikan Kaspersky Lab dan juga pernyataan dari
mantan anggota NSA itu sendiri.
Dalam penyelidikan
yang dilakukan Kaspersky Lab disebutkan, para staf ahli mereka berhasil
menemukan jaringan peretas dunia maya The Equation Group, yang disebut
oleh para staf penyelidik tersebut sebagai “raja mata-mata dunia maya”.
Jaringan peretas perangkat pengintai (spyware) mampu memprogram ulang firmware (perangkat tegar) dalam hard disk sehingga spyware dapat tak terdeteksi oleh program-program antivirus. Ternyata, yang paling rentan terkena spyware tersebut adalah hard disk dari keluaran perusahaan Seagate, Western Digital, Toshiba, Maxtor, dan IBM.
Menanggapi hal ini, perusahaan Western
Digital, Seagate, dan Micron menyatakan tidak mengetahui apa-apa
mengenai program spionase tersebut. Sementara, Toshiba dan Samsung
menolak berkomentar, sedangkan IBM tidak menjawab permintaan komentar
dari media massa.
Para penyelidik Kaspersky menegaskan, The Equation
Group secara aktif bekerja dari awal era 2000-an. Namun, ada bukti yang
menunjukkan bahwa kelompok tersebut sudah ada sejak tahun 1996. Gerakan
kelompok ini telah menginfeksi puluhan ribu komputer yang ada di lebih
dari 30 negara, termasuk komputer-komputer instansi pemerintah dan juga
perusahaan energi dunia, media massa, organisasi finansial, dan
sektor-sektor lainnya.
Reuters berhasil mongonfirmasi
dari seorang mantan staf NSA bahwa analisis dari Kaspersky Lab dapat
dipercaya dan program pengawasan tersebut digunakan oleh satuan agen
intelijen AS. Narasumber lainnya dari kantor berita tersebut menegaskan,
NSA telah menggunakan program spionase yang mampu memprogram ulang hard
disk.
Di antara negara-negara yang
ditemukan adanya jejak kegiatan The Equation Group oleh para penyelidik
Kaspersky, antara lain Suriah, Rusia, Iran, Uni Emirat Arab, Libya, AS,
Malaysia, Jerman, Prancis, Pakistan, Inggris, India, dan Brasil. Saat
ini, belum ditemukan motif dari gerakan kelompok peretas tersebut,
tetapi para penyelidik menyebutkan bahwa kelompok itu dapat saja
berhubungan dengan cacing komputer (worm) Stuxnet yang—berdasarkan beberapa dugaan—diciptakan oleh satuan rahasia AS untuk menyerang objek-objek energi Iran.
Pada Juni 2012 lalu, harian The New York Times memublikasikan penelitian mengenai cacing komputer Stuxnet yang mampu menginfeksi pengendali mikro (microcontroller/MCU)
industrial. Dari data yang dipublikasikan harian tersebut, cacing
komputer tersebut diciptakan oleh satuan agen intelijen AS untuk
menginfeksi objek-objek nuklir milik Iran.
Sumber : RBTH Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar