Rabu, 11 Februari 2015

Inggris Siap Ambil Tindakan di Laut China Selatan


HMS Montrose returns to Plymouth from Operations

Philip Hammond, menteri luar negeri Inggris, angkatan bersenjata Inggris siap untuk mengambil tindakan di Asia Pasifik jika kepentingan dan aliansi di wilayah ini berada dalam risiko mengganggu keamanan regional. Hal itu ditulis ahli pertahanan Ridzwan Rahmat di majalah pertahanan mingguan Jane yang berbasis di Inggris. Hammond mengatakan hal itu pada 30 Januari 2015 ketika memberikan ceramah di Rajaratnam School of International Studies.
Dikutip Want China Times Rabu (11/02/2015) Hammond yang juga mantan Menteri Pertahanan itu mengatakan bahwa dia kecewa pada lambatnya rekonsiliasi di wilayah ini. Contoh dari Perang Dunia I menunjukkan bahwa keterhubungan ekonomi ada jaminan perdamaian regional, yang masih bisa terkoyak oleh persaingan strategis.
“Banyak pihak di dalam dan di luar Asia gugup karena ketegangan politik dan nasionalisme meningkatkan di Asia Timur,” kata Hammond. Meskipun Inggris tidak mengambil posisi pada sengketa teritorial di laut China Timur dan Selatan, masih menolak perintah berbasis kekuatan di Asia, katanya. Hammond menyarankan agar sengketa teritorial diselesaikan sesuai dengan aturan internasional. London memiliki saham penting dalam keamanan di Asia mengingat bahwa perdagangan senilai 4,5 triliun dollar AS melewati Laut Cina Selatan setiap tahunnya.
Hammond juga mengatakan Inggris tetap berkomitmen untuk pakta keamanan multilateral regional yang dikenal sebagai Kesepakatan Pertahanan Lima Negara yang ditandatangani dengan Australia, Malaysia, Selandia Baru dan Singapura pada tahun 1971. “Itu berarti kita siap dan mampu untuk memobilisasi dukungan dari Asia-Pasifik sekutu, teman, dan mitra, “katanya. Dia juga mengangkat keterlibatan Royal Navy dalam upaya bantuan di Filipina setelah Topan Haiyan pada tahun 2013 dan pencarian Malaysia Airlines MH370.
Sementara China nasionalistik Global Times membuat hubungan langsung antara pernyataan Hammond mengenai kepentingan maritim perjanjian yang ditandatangani antara Beijing dan Buenos Aires selama kunjungan Presiden Cristina Kirchner dari Argentina dari 03-05 Februari. Perjanjian ini memungkinkan China untuk menjual kapal perang, kendaraan lapis baja dan pesawat militer Argentina. China juga akan membantu AL Argentina membangun armada korvet kelas Malvinas, yang dapat dianggap sebagai provokasi ke London, kata Global Times.
Malvinas adalah nama Argentina diberikan kepada Kepulauan Falkland, wilayah Inggris di Atlantik Selatan yang diserang oleh Argentina pada tahun 1982 yang memunculkan Perang Falklands.



Sumber : Jejaktapak

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *