Pemerintah
Indonesia terus memantau perkembangan situasi di Yaman pasca kelompok
milisi Al-Houthi mengambil alih pemerintahan dan Ibukota Sana’a.
| |
Kementerian
Luar negeri melalui laman resminya mengatakan, "Melihat perkembangan
situasi yang terjadi saat ini, kelompok milisi tidak hanya menduduki
Ibukota, namun mulai bergerak ke wilayah lain sehingga mengakibatkan
situasi keamanan yang bergejolak."
Pemerintah Indonesia mengkhawatirkan situasi politik yang terus berkembang ini akan menciptakan krisis keamanan yang dapat memakan korban sipil, terutama WNI yang berada di sana. (baca: Keamanan Sulit Diprediksi, AS Tutup Kedutaan Besarnya di Yaman)
Menurut
data KBRI Sana’a, seperti yang dirilis laman Kemlu, Rabu (18/02/2015)
jumlah WNI yang berada di wilayah Yaman berjumlah kurang lebih 4.159
orang yang tersebar di seluruh Yaman dan sebagian besar merupakan
pelajar/mahasiswa dengan jumlah sekitar 2.686 orang dan sekitar 1.488
orang Buruh Migran.
"Mengingat situasi yang semakin tidak kondusif dan untuk mengantisipasi memburuknya situasi tersebut, Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan rencana evakuasi bagi WNI untuk dapat segera dipulangkan ke Indonesia." Pemerintah Indonesia menghimbau WNI yang berada di Yaman, khususnya ibukota Sana’a, untuk selalu waspada dan berhati-hati. Selain itu, Pemerintah juga menghimbau agar untuk saat ini seluruh WNI menunda kunjungan ke Yaman hingga keadaan menjadi lebih kondusif. "KBRI Sanaa di Yaman membuka layanan emergency number yang dapat diakses 24 jam dengan nomor : +967 738 115 555 bagi WNI yang membutuhkan bantuan dan informasi," demikian disampaikan Kemlu RI. (TGR/K-RI)
Caption Foto: Ilustrasi peta Yaman (smartraveller.gov.au)
Sum,ber : http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=17108&type=15#.VOdJF47CaDE
|
0 komentar:
Posting Komentar