Poster Vladimir Putin bertebaran di jalanan Kairo, saat dirinya melakukan lawatan ke Mesir. Foto Reuters |
MOSKOW - Rusia
nampaknya tahu betul bagaimana menggunakan setiap kesempatan yang ada.
Negeri Beruang Merah itu terus mengintensifkan pendekatan dengan Mesir,
ketika hubungan negara tersebut dengan Amerika Serikat (AS) tengah
goyah.
Usaha Rusia ini terlihat ketika Presiden mereka, Vladimir Putin melakukan kunjungan kenegaraan ke Mesir. Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (8/2/2015), lawatan yang dimulai hari ini tersebut merupakan yang pertama dalam satu dekade terakhir.
"Presiden Putin dan Presiden Abdel Fattah el-Sisi akan membahas mengenai penguatan hubungan bilateral antara kedua negara. Masalah perdagangan, dan kerjasama ekonomi lainnya akan menjadi pokok pemabahasan dalam pertemuan tersebut," ucap Kremlin dalam sebuah pernyataan.
Selain membahas hubungan kedua negara, menurut Kremlin, Putin dan el-Sisi juga dijadwalkan akan membahas beberapa isu di Timur Tengah, seperti isu Israel-Palestina, Suriah, Irak dan juga Libya.
Anna Borshchevskaya dari The Washington Institute For Near East Policy, menilai Putin adalah seorang yang sangat cerdas. Menurut Anna, Putin terus mengambil keuntungan dari goyahnya hubungan Barat dan Timur Tengah.
"Putin terus mengambil keuntungan dari ambiguitas dan kontradiksi dalam kebijakan Barat terhadap Timur Tengah. Selama Washington terus melakukan kritikan terhadap kebijakan Mesir, maka selama itulah pintu bagi Rusia untuk masuk terus terbuka," ucap Anna.
"Ini akan memperkuat pengaruh Rusia di Mesir, dan semakin melemahkan kekuatan AS di negara tersebut," tambahnya.
Usaha Rusia ini terlihat ketika Presiden mereka, Vladimir Putin melakukan kunjungan kenegaraan ke Mesir. Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (8/2/2015), lawatan yang dimulai hari ini tersebut merupakan yang pertama dalam satu dekade terakhir.
"Presiden Putin dan Presiden Abdel Fattah el-Sisi akan membahas mengenai penguatan hubungan bilateral antara kedua negara. Masalah perdagangan, dan kerjasama ekonomi lainnya akan menjadi pokok pemabahasan dalam pertemuan tersebut," ucap Kremlin dalam sebuah pernyataan.
Selain membahas hubungan kedua negara, menurut Kremlin, Putin dan el-Sisi juga dijadwalkan akan membahas beberapa isu di Timur Tengah, seperti isu Israel-Palestina, Suriah, Irak dan juga Libya.
Anna Borshchevskaya dari The Washington Institute For Near East Policy, menilai Putin adalah seorang yang sangat cerdas. Menurut Anna, Putin terus mengambil keuntungan dari goyahnya hubungan Barat dan Timur Tengah.
"Putin terus mengambil keuntungan dari ambiguitas dan kontradiksi dalam kebijakan Barat terhadap Timur Tengah. Selama Washington terus melakukan kritikan terhadap kebijakan Mesir, maka selama itulah pintu bagi Rusia untuk masuk terus terbuka," ucap Anna.
"Ini akan memperkuat pengaruh Rusia di Mesir, dan semakin melemahkan kekuatan AS di negara tersebut," tambahnya.
Sumber : SINDO
0 komentar:
Posting Komentar