Setelah lebih dari 14 tahun perang terus-menerus di Afghanistan dan
Irak, belum lagi mendukung pemberontakan di Mesir, Libya, Yaman, dan
Suriah, AS memutuskan untuk masuk dalam zero sum game. Negara tersebut
akan pergi dengan meninggalkan dan membiarkan kekacauan terjadi di
semenanjung Arab. Sepertinya teori Amerika tengah mempersiapkan perang
melawan Iran menjadi semakin nyata.
Persiapan tersebut juga terlihat dengan penumpukan dan pembangunan
militer besar-besaran di Semenanjung Arab dan Israel. Amerika sepertinya
jor-joran dalam memberi fasilitas militer bagi negara-negara tersebut
yang diharapkan akan menjadi kekuatan penting dalam menggempur Iran di
masa yang akan datang. Selama tiga tahun terakhir, AS telah memberikan
puluhan miliar dolar dalam persenjataan militer melalui Penjualan
Militer Asing (FMS) ke Uni Emirat Arab,Qatar, Kuwait, dan Kerajaan Arab
Saudi (KSA).
AS telah memberikan sistem senjata ofensif dan defensive, beberapa
dirancang untuk melindungi dari rudal udara dan melakukan serangan
rudal. Sebagai contoh, Amerika mensuplai Qatar 9,9 miliar Dollar, Kuwait
4,2 miliar dan UEA 1,1 miliar. UEA juga mendapat sistem rudal patriot
senilai 6,5 miliar. Sistem ini mampu melindungi dari gempuran i MLRS
(Multiple Launch Rocket System) seperti peluncur 880 Republik Islam
Iran. MLRS memiliki jangkauan sekitar 300 kilometer, sehingga dengan
mudah mampu mencapai salah satu negara Teluk Kuwait, Qatar, UEA, dan
bahkan KSA.
Amerika juga menjual kepada KSA menjual kepada Arab Saudi KC-130 tanker senilai 6,7 miliar, kepada UAE 4 miliar dan kepada Kerajaan Arab Saudi juga disuplai amunisi termasuk bom bunker senilai 6,8 miliar dollar Amerika. Bom ini mampu menghancurkan target keras seperti fasilitas nuklir.
Amerika juga menjual kepada KSA menjual kepada Arab Saudi KC-130 tanker senilai 6,7 miliar, kepada UAE 4 miliar dan kepada Kerajaan Arab Saudi juga disuplai amunisi termasuk bom bunker senilai 6,8 miliar dollar Amerika. Bom ini mampu menghancurkan target keras seperti fasilitas nuklir.
Sementara kepada Qatar diperbolehkan membeli radar peringatan dini
senilai 1,2 miliar. 30 kapal patroli untuk digunakan di Teluk Hormuz 1,3
miliar juga diberikan kepada KSA. Amerika juga mengupgrade tentara
Qatar dengan menghabiskan dana sekitar 4 miliar. Qatar dengan leluasa
juga bisa belanja sebesar 3 miliar dollar untuk membeli helikopter
serang Apache Longbow. Masuk dalam daftar belanja negara ini juga
Globemaster, rudal Javelin, F-18 dan F-16, dan rudal anti-pesawat
Sidewinder.
Beberapa tahun terakhir AS juga telah diam-diam membantu pemberontak
di Suriah untuk menggulingkan pemerintahan Bashir al-Assad yang didukung
Iran. Ada beberapa laporan AS menyediakan senjata yang diselundupkan
dari Libya sisa-sisa Qaddafi dan memindahkan mereka melalui clearing
house CIA di Turki untuk memasok al-Qaeda kelompok-kelompok ekstremis
yang menentang rezim Assad. Hal ini didukung dengan sikap Qatar dan KSA
yang telah secara terang-terangan mendukung pemberontak.
Rincian ini pembangunan militer besar-besaran dapat ditemukan di
situs Departemen Luar Negeri (DoS) yang mengawasi transfer pertahanan
pemerintah-ke-pemerintah melalui program Penjualan Militer Asing (FMS),
dan dilaksanakan melalui Pertahanan Keamanan Cooperation Agency Dephan.
(bersambung)
Sumber : Jejaktapak
0 komentar:
Posting Komentar