Sabtu, 07 Februari 2015

Dassault Rafale, Amukan Badai Topan

Kerapkali melihat teknologi pesawat tempur selalu berkiblat ke Amerika dan Rusia. Padahal negara lain pun memiliki petarung-petarung hebat di langit. Salah satunya Prancis. Dassault Rafale menjadi pesawat yang siap untuk bertanding di angkasa.

Dengan bobot sekitar 9,5 ton pesawat ini didukung dua mesin Snecma 2 M88.  Pesawat ini dicantolkan teknologi Canards untuk meningkatkan manuver , terutama untuk snap- tembakan jarak pendek saat terjadinya pertarungan di udara atau dogfights. Radar yang ditanam sejajar dengan pesaingnya seperti Mirage 2000 atau F – 16. Bahkan kemampuannya hanya bisa disamai oleh pesawat Rusia  Sukhoi Su-27/30 dan MiG - 29s.

Dengan bobot sekitar 9,5 ton pesawat ini didukung dua mesin Snecma 2 M88. Pesawat ini dicantolkan teknologi Canards untuk meningkatkan manuver , terutama untuk snap- tembakan jarak pendek saat terjadinya pertarungan di udara atau dogfights. Radar yang ditanam sejajar dengan pesaingnya seperti Mirage 2000 atau F – 16. Bahkan kemampuannya hanya bisa disamai oleh pesawat Rusia Sukhoi Su-27/30 dan MiG – 29s.
Kemampuan Rafale teruji ketika perang di Libya 2011 lalu. Pejabat-pejabat militer Perancis pun beberapa kali mengumumkan keberhasilan pesawat tempur andalan mereka, Dassault Rafale, menghancurkan berbagai sasaran. Bahkan pesawat itu diklaim mampu menghancurkan pusat komando pasukan Moammar Khadafy di pedalaman Libya, sekitar 10 kilometer sebelah selatan ibu kota Tripoli.

Kemampuan Rafale teruji ketika perang di Libya 2011 lalu. Pejabat-pejabat militer Perancis pun beberapa kali mengumumkan keberhasilan pesawat tempur andalan mereka, Dassault Rafale, menghancurkan berbagai sasaran. Bahkan pesawat itu diklaim mampu menghancurkan pusat komando pasukan Moammar Khadafy di pedalaman Libya, sekitar 10 kilometer sebelah selatan ibu kota Tripoli.
Pesawat generasi keempat yang dirancang menjadi tulang punggung keunggulan udara angkatan bersenjata Perancis hingga 2030 ini dibekali dengan sederet kemampuan canggih sehingga mampu melaksanakan berbagai misi sekaligus. Saking bangganya, Prancis menjuluki pesawat ini dengan”omnirole” yang artinya kurang lebih mahabisa. Sementara Rafale sendiri adalah bahasa Prancis yang berarti amukan topan badai

Pesawat generasi keempat yang dirancang menjadi tulang punggung keunggulan udara angkatan bersenjata Perancis hingga 2030 ini dibekali dengan sederet kemampuan canggih sehingga mampu melaksanakan berbagai misi sekaligus.
Rafale dibuat memenuhi tuntutan AU dan AL Perancis, yang menginginkan sebuah pesawat yang bisa menjalankan fungsi tujuh pesawat berbeda. Pesawat itu dituntut harus bisa menjalankan berbagai misi, mulai dari keunggulan udara, pengintaian, dukungan udara bagi serangan darat, serangan presisi udara ke permukaan (sasaran di tanah maupun di laut), hingga mampu menjalankan serangan nuklir.

Rafale dibuat memenuhi tuntutan AU dan AL Perancis, yang menginginkan sebuah pesawat yang bisa menjalankan fungsi tujuh pesawat berbeda. Pesawat itu dituntut harus bisa menjalankan berbagai misi, mulai dari keunggulan udara, pengintaian, dukungan udara bagi serangan darat, serangan presisi udara ke permukaan (sasaran di tanah maupun di laut), hingga mampu menjalankan serangan nuklir.
Perpaduan badan yang 70 persennya terbuat dari material komposit yang ringan dan dorongan dua mesin turbofan M88-2 membuat Rafale memiliki kemampuan supercruise, yakni mampu melesat hingga kecepatan supersonik (Mach 1,87) tanpa menggunakan peranti afterburner (menyemprotkan bahan bakar ekstra di saluran buang mesin jet), sehingga menghemat konsumsi bahan bakar dan menurunkan biaya operasional.

Perpaduan badan yang 70 persennya terbuat dari material komposit yang ringan dan dorongan dua mesin turbofan M88-2 membuat Rafale memiliki kemampuan supercruise, yakni mampu melesat hingga kecepatan supersonik (Mach 1,87) tanpa menggunakan peranti afterburner (menyemprotkan bahan bakar ekstra di saluran buang mesin jet), sehingga menghemat konsumsi bahan bakar dan menurunkan biaya operasional.
Dari segi avionik, Dassault mengklaim Rafale sebagai satu-satunya pesawat buatan Eropa yang menggunakan perangkat radar pemindai elektronik aktif (AESA), yang mampu melacak banyak sasaran dan ancaman di sekitar pesawat secara simultan dalam kondisi segala cuaca dan tahan gangguan pengacak radar musuh.

Dari segi avionik, Dassault mengklaim Rafale sebagai satu-satunya pesawat buatan Eropa yang menggunakan perangkat radar pemindai elektronik aktif (AESA), yang mampu melacak banyak sasaran dan ancaman di sekitar pesawat secara simultan dalam kondisi segala cuaca dan tahan gangguan pengacak radar musuh.
Pesawat ini juga dilengkapi sistem peperangan elektronik SPECTRA, yang mampu mendeteksi berbagai jenis musuh dari jarak jauh sehingga memungkinkan pilot memilih metode pertahanan paling efektif. Sistem ini dijalankan berdasarkan basis data musuh, yang bisa ditentukan sendiri dan diperbarui sewaktu-waktu.

Pesawat ini juga dilengkapi sistem peperangan elektronik SPECTRA, yang mampu mendeteksi berbagai jenis musuh dari jarak jauh sehingga memungkinkan pilot memilih metode pertahanan paling efektif. Sistem ini dijalankan berdasarkan basis data musuh, yang bisa ditentukan sendiri dan diperbarui sewaktu-waktu.

090719-N-9988F-169

Saking bangganya, Prancis menjuluki pesawat ini dengan”omnirole” yang artinya kurang lebih mahabisa. Sementara Rafale sendiri adalah bahasa Prancis yang berarti amukan topan badai

070412-N-8157C-542

Perintah Perancis Rafale saat telah memproduksi 180 pesawat produksi yang disebar ke berbagai angkatan. Sejumlah negara pun melirik pesawat dengan spesifikasi generasi keempat ini.





Sumber : Jejaktapak

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *