Ratusan tentara Rusia dikabarkan gelar latihan perang di Crimea. Foto Istimewa |
CRIMEA - Ratusan
pasukan Rusia dikabarkan sudah memasuki wilayah Crimea sejak Selasa
(9/2/2015) pagi. Mereka dilaporkan akan melakukan latihan tempur di
wilayah yang disebut-sebut dicaplok dari Ukarina tersebut.
Seperti dilansir Channel News Asia, berdasarkan laporan dari RIANOVOSTI, setidaknya terdapat 600 anggota militer Rusia yang akan menggelar latihan perang di wilayah laut hitam tersebut. Laporan ini juga dikonfirmasi oleh pihak Armada Laut Hitam Rusia.
"600 anggota unit pertahanan pesisir Rusia mulai hari ini akan melakukan latihan perang di wilayah Crimea. 50 unit persejataan akan digunakan dalam latihan perang tersebut," ucap pihak Armada Laut Hitam Rusia.
Latihan perang ini sendiri dimulai hanya satu hari menjelang pertemuan empat arah, antara pemimpin Rusia, Prancis, Ukraina dan Jerman di Minsk, Belarusia. Pertemuan tersebut akan membahas mengenai penyelesaian konflik di Ukraina.
Crimea juga merupakan salah satu alasan mengapa Barat dan Eropa terus menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Barat dan Eropa terus menuduh Rusia mencaplok wilayah tersebut dari Ukraina, pada Maret 2014 lalu.
Seperti dilansir Channel News Asia, berdasarkan laporan dari RIANOVOSTI, setidaknya terdapat 600 anggota militer Rusia yang akan menggelar latihan perang di wilayah laut hitam tersebut. Laporan ini juga dikonfirmasi oleh pihak Armada Laut Hitam Rusia.
"600 anggota unit pertahanan pesisir Rusia mulai hari ini akan melakukan latihan perang di wilayah Crimea. 50 unit persejataan akan digunakan dalam latihan perang tersebut," ucap pihak Armada Laut Hitam Rusia.
Latihan perang ini sendiri dimulai hanya satu hari menjelang pertemuan empat arah, antara pemimpin Rusia, Prancis, Ukraina dan Jerman di Minsk, Belarusia. Pertemuan tersebut akan membahas mengenai penyelesaian konflik di Ukraina.
Crimea juga merupakan salah satu alasan mengapa Barat dan Eropa terus menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Barat dan Eropa terus menuduh Rusia mencaplok wilayah tersebut dari Ukraina, pada Maret 2014 lalu.
Sumber : SINDO
0 komentar:
Posting Komentar