Sabtu, 17 Januari 2015

Ron Paul: Serangan Charlie Hebdo Falseflag


Mantan anggota Kongres AS Ron Paul mengungkapkan penembakan maut di kantor majalah Prancis Charlie Hebdo tak lain operasi bendera palsu, menyiratkan konspirasi sekelompok orang demi kepentingan kelompok mereka.

"Isu Charlie Hebdo punya banyak karakteristik operasi bendera palsu," tulisnya dalam sebuah artikel.
 
Paul menjelaskan, serangan di kantor itu merupakan serangan profesional yang dilakukan oleh pasukan khusus sangat terlatih. Tapi dua tersangka yang kemudian dibunuh pasukan keamana tampak begitu kikuk dan tidak profesional.
 
Tanggal 7 Januari, dua pria bersenjata menyerang kantor majalah, menewaskan 12 orang serta melukai beberapa lainnya.
 
Dua bersaudara Said dan Cherif Kouachi, yang diduga sebagai pelaku, tewas setelah terpojok di sebuah percetakan dua hari lepas insiden.
 
Paul melanjutkan, identitas dua penyerang sepertinya diperoleh dari klaim bahwa keduanya meninggalkan jejak berupa kartu pengenal di sebuah mobil. Dan 'kesalahan' ini, kata Paul, tidak sesuai dengan profesionalisme mereka saat menyerang kantor.
 
"Ini mengingatkan saya pada paspor rusak yang ditemukan secara ajaib di antara reruntuhan dua menara WTC dan kemudian menjadi penentu identitas tersangka pembajak 9/11," paparnya.
 
Keduanya, lanjut Paul, kemudian tewas di tangan polisi. Dan publik tidak akan pernah mendengar keterangan apapun dari keduanya, juga tidak akan pernah mengetahui kartu pengenal para profesional yang menyerang Charlie Hebdo.
 
Fakta penting lain menurut Paul adalah tersangka ketiga dalam serangan, Hamyd Mourad. Dia langsung menyerahkan diri pada polisi setelah tahu namanya beredar di media sosial sebagai tersangka. Dan dia menyerahkan diri karena tahu jiwanya terancam dan tidak ingin mati di tangan pasukan keamanan sebagai teroris, tandas Paul.
 
 
Sumber: http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=16941&type=103#.VLnqwo4WmDE

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *