Kondisi Ukraina kembali memanas UE siap jatuhkan sanksi baru untuk Rusia Reuters |
RIGA - Konflik
yang kembali berkobar dan kian memanas setiap harinnya membuat Uni
Eropa (UE) memikirkan untuk mempertegas langkah pada Rusia. Menteri Luar
Negeri Latvia, Edgars Rinkevics yang merupakan Kepala Diplomasi UE
menyatakan, pihaknya sedang melihat adanya kemungkinan penjatuhan sanksi
baru untuk Rusia.
Melansir Reuters, Jumat (23/1/2015), Rinckevics mendesak Rusia untuk mematuhi dan mengimplementasikan perjanjian Minsk, untuk kembali meredakan konflik di Ukraina. Bila Rusia tidak ingin melakukan hal itu, dan membiarkan konflik terus berkobar di Ukraina, maka UE akan kembali menjatuhkan hukuman kepada negara tersebut.
"Jika Rusia tidak mengiplementasikan perjanjian tersebut (perjanjian Minsk), yang dapat dipastikan akan membuat kondisi semakin memburuk. Maka, dalam hal ini saya percaya bahwa UE harus memberikan tekanan tambahan pada Rusia," ucap Rinkevics.
Namun, walaupun dirinya percaya implementasi perjanjian Minsk adalah salah satunya untuk menyelesaikan konflik di Ukraina, dia juga mempertanyakan di situasi saat ini apakah perjanjian tersebut masih cukup kuat untuk menjadi dasar bagi penyelesaikan konflik di Ukraina.
"Kita tidak dapat memungkiri perjanjian Minsk adalah salah perjanjian yang turut ditandatangi oleh Rusia, dan bisa menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan konflik di Ukraina. Tapi, situasi sudah semakin memburuk, saya tidak ingin mendeklarasikan bahwa perjanjian Minsk kemungkinan sudah mati," tambahnya.
Melansir Reuters, Jumat (23/1/2015), Rinckevics mendesak Rusia untuk mematuhi dan mengimplementasikan perjanjian Minsk, untuk kembali meredakan konflik di Ukraina. Bila Rusia tidak ingin melakukan hal itu, dan membiarkan konflik terus berkobar di Ukraina, maka UE akan kembali menjatuhkan hukuman kepada negara tersebut.
"Jika Rusia tidak mengiplementasikan perjanjian tersebut (perjanjian Minsk), yang dapat dipastikan akan membuat kondisi semakin memburuk. Maka, dalam hal ini saya percaya bahwa UE harus memberikan tekanan tambahan pada Rusia," ucap Rinkevics.
Namun, walaupun dirinya percaya implementasi perjanjian Minsk adalah salah satunya untuk menyelesaikan konflik di Ukraina, dia juga mempertanyakan di situasi saat ini apakah perjanjian tersebut masih cukup kuat untuk menjadi dasar bagi penyelesaikan konflik di Ukraina.
"Kita tidak dapat memungkiri perjanjian Minsk adalah salah perjanjian yang turut ditandatangi oleh Rusia, dan bisa menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan konflik di Ukraina. Tapi, situasi sudah semakin memburuk, saya tidak ingin mendeklarasikan bahwa perjanjian Minsk kemungkinan sudah mati," tambahnya.
Sumber:Sindonews
0 komentar:
Posting Komentar