Laporan Intelijen AS Presiden Obama mendukung dirilisnya laporan yang membongkar metode interogasi yang dilakukan oleh CIA. (Reuters/Yuri Gripas)
Komite Intelijen Senat pada Selasa (9/12) akan menguraikan laporan mengenai rincian grafis ancaman seksual dan teknik interogasi keras yang dilakukan oleh agen mata-mata Amerika Serikat, CIA, kepada tahanan teroris.
Laporan yang dibuat oleh mayoritas komite Demokrat ini akan menjelaskan bagaimana mata-mata senior al-Qaidah, Abdel Rahman al-Nashiri, diancam oleh penyidik dengan bor listrik yang menyala, menurut sumber yang paham perihal laporan tersebut, seperti dikutip Reuters.
Namun, bor tersebut tidak benar-benar digunakan kepada Nashiri yang merupakan tersangka otak pengeboman kapal perang AS, USS Cole, pada 2000 lalu tersebut.
Selain itu, laporan ini juga menjelaskan bagaimana setidaknya satu tahanan diancam secara seksual dengan sapu.
Mempersiapkan protes dari seluruh dunia dan kemungkinan kekerasan atas publikasi rincian grafis tersebut, Gedung Putih dan intelijen AS mengatakan pada Senin (8/12) mereka akan mengambil langkah-langkah untuk menopang keamanan fasilitas AS di seluruh dunia.
"Ada beberapa indikasi bahwa laporan yang dikeluarkan ini dapat menyebabkan risiko yang lebih besar yang ditujukan kepada fasilitas AS dan individu di seluruh dunia," ujar Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih.
Beberapa taktik interogasi yang dimaksudkan untuk memaksa tahanan membocorkan informasi mengenai plot teroris dan jaringan-jaringannya ini melampaui teknik keras yang disahkan oleh Gedung Putih, CIA dan pengacara-pengacara Kementerian Peradilan yang bekerja saat Presiden Bush menjabat.
Earnest menegaskan Presiden Barack Obama mendukung pembuatan dokumen publik ini.
"Sehingga orang di seluruh dunia dan di sini memahami persis apa yang terjadi," ujar Earnest.
Tidak layak
Sementara itu, badan-badan intelijen AS secara diam-diam mengedarkan siaran peringatan mengenai kemungkinan reaksi kekerasan di luar negeri, menurut seorang pejabat senior intelijen.
Komite intelijen Demokrat diperkirakan mengirim laporan melalui situs panel pada Selasa (9/12), bersama dengan kritik panjang tentang laporan tersebut oleh komite Republik dan CIA.
Laporan yang dibuat selama bertahun-tahun ini mencatat sejarah program CIA 'Eksekusi, Penahanan dan Interogasi' yang disahkan Bush setelah serangan 11 September 2001.
Bush mengakhiri banyak aspek program terkait taktik interogasi dan Obama dengan cepat melarang teknik interogasi yang banyak dikritik sebagai penyiksaan tersebut setelah pelantikannya pada 2009.
Kesimpulan akhir komite adalah bahwa interogasi keras tidak mungkin menghasilkan sebuah informasi penting yang mungkin dapat diperoleh dengan cara-cara non-koersif.
Kesimpulan ini secara keras diperdebatkan oleh banyak kalangan intelijen dan pejabat kontra-teroris yang mengatakan tidak ada pertanyaan seperti interogasi yang memberikan terobosan besar.
Obama percaya, terlepas dari apakah metode interogasi menghasilkan informasi yang berguna, "penggunaan teknik ini tidak layak karena kekerasan yang telah dilakukan kepada nilai-nilai dan akal dari apa yang kami yakini sebagai warga Amerika," ujar Erneast.
Kasus-kasus di mana penyidik CIA mengancam satu atau lebih tahanan dengan eksekusi pura-pura—yang pada praktiknya tidak pernah disahkan oleh pemerintah Bush—tercatat dalam laporan.
Praktik interogasi yang disahkan oleh Kementerian Peradilan terkadang dilakukan secara ekstrim.
Seperti kasus Abu Zubaydah, warga Palestina yang dituduh sebagai penyelenggara dan agen perjalanan kelompok al-Qaidah yang berbasis di Afghanistan dan dipimpin oleh Osama bin Laden.
Abu Zubaydah tetap terjaga selama penyidik CIA menginterogasinya lima hari berturut-turut tanpa istirahat.
Ketika Kementerian Kehakiman mensahkan teknik-teknik seperti perampasan hak tidur, pengendalian dan pengawasan metode-metode seperti itu bertepatan saat CIA mulai menahan dan menginterogasi para militan sejak Agustus 2002.
Sistem yang lebih ketat untuk memantau bagaimana teknik digunakan secara tepat dimulai pada awal 2003.
Laporan 500 halaman lebih yang dibuat oleh Komite Intelijen ini telah dipersiapkan untuk dirilis, sementara sebuah ringkasan yang lebih rinci sebanyak enam ribu halaman narasi akan tetap diklasifikasikan sebagai rahasia, termasuk 200 halaman naratif sejarah program interogasi dan 20 studi kasus interogasi tahanan khusus.
Mengutip studi kasus itu, penyidik komite mengklaim CIA telah salah mengartikan bagaimana interogasi keras yang efektif dalam menggali informasi kontra-terorisme yang penting.Senat AS Siap Rilis Laporan Metode Interogasi CIA Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest di Washington DC (Foto: dok).
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan pemerintah telah mengambil "langkah siaga" untuk memperkuat keamanan di berbagai fasilitas AS, seandainya pecah kerusuhan, Senin (9/12).
Berbagai fasilitas diplomasi dan instalasi militer AS di luar negeri diamankan secara lebih ketat, Selasa (9/12), sementara Senat AS bersiap merilis sebuah laporan panjang yang merinci metode interogasi Badan Intelijen Pusat AS, CIA, sejak serangan 11 September 2001.
Laporan 6.000 halaman itu dikabarkan merinci berbagai teknik interogasi yang ekstrem, seperti pemenjaraan di sel-sel kecil, perampasan waktu tidur dan pencurahan air di wajah, alias “waterboarding,” yang membuat orang merasa seakan tenggelam.
Pemerintahan Presiden AS Barack Obama sangat prihatin tentang kemungkinan kepentingan AS akan menjadi target kerusuhan, sehingga Menteri Luar Negeri John Kerry menelpon ketua Komisi Intelijen Senat, Diane Feinstein, pekan lalu, mengenai kemungkinan akan terjadinya serangan balasan.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest memberitahu wartawan, hari Senin (9/12), "langkah siaga" telah diambil untuk memperkuat keamanan di berbagai fasilitas AS, seandainya pecah kerusuhan.
Obama melarang "teknik interogasi yang menyiksa" setelah dia menjabat tahun 2009. Laporan Senat itu akan menjadi dokumentasi publik pertama berkenaan cara penyiksaan yang dituduh dilakukan CIA terhadap para tersangka al-Qaida dalam apa yang disebut “Perang Melawan Terror.”CIA akan Rilis Laporan soal Metode Interogasi Mantan Direktur CIA Michael Hayden siap menghadapi kecaman, jika laporan metode interogasi CIA terhadap tersangka teroris dirilis hari Selasa 9/12 (foto: dok).
Laporan interogasi CIA yang akan dirilis Selasa (9/12), kemungkinan mengungkapkan dugaan penyiksaan yang dilakukan CIA terhadap para tersangka teroris Al Qaida sejak serangan 9/11.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest hari Senin (8/12) mengatakan pemerintah Amerika telah bekerja selama beberapa bulan untuk mempersiapkan kemungkinan dampak dikeluarkannya laporan tentang metode interogasi Badan Inteljen Amerika (CIA) dalam perang melawan teror.
Pejabat-pejabat Amerika mengingatkan dampak dikeluarkannya laporan tentang CIA itu hari Selasa (9/12) bisa memicu aksi kekerasan terhadap kepentingan-kepentingan Amerika di seluruh dunia.
Laporan cara-cara interogasi CIA ini merupakan dokumentasi publik pertama yang menunjukkan dugaan penyiksaan yang dilakukan CIA terhadap para tersangka Al-Qaida sejak serangan teroris 11 September 2001.
Josh Earnest mengatakan Presiden Barack Obama menilai penting bagi warga Amerika untuk mengetahui sejelas mungkin apa yang sesungguhnya terjadi.
Juru bicara Gedung Putih itu menambahkan meski ada kemungkinan resiko, Gedung Putih yakin sangat penting untuk merilis ringkasan laporan tidak rahasia itu.
Laporan setebal 480 halaman itu katanya merinci sejumlah teknik interogasi ekstrim seperti memaksakan kondisi kurang tidur dan “waterboarding” atau teknik yang membuat orang yang diinterogasi merasa akan ditenggelamkan. Metode-metode ini katanya telah digunakan oleh CIA di beberapa lokasi tahanan rahasia di luar negeri.
Josh Earnest mengatakan Presiden Obama “yakin penggunaan cara-cara itu tidak beralasan” dan apapun hasil interogasi itu, program tersebut mengakibatkan kerugian yang tidak perlu pada nilai-nilai nasional Amerika.
Anggota Kongres dari faksi Republik Mike Rogers dan mantan Direktur CIA Michael Hayden akhir pekan lalu mengingatkan bahwa laporan itu bisa memicu para ekstrimis untuk menyerang fasilitas dan warga Amerika di luar negeri.
Departemen Luar Negeri Amerika hari Jumat (5/12) lalu mengatakan Menteri Luar Negeri John Kerry telah mempertanyakan “implikasi luas” laporan itu. Juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki mengatakan sejumlah sandera Amerika masih ditahan di beberapa lokasi di dunia.
Mereka yang telah membaca laporan itu mengatakan laporan tersebut menuduh badan intelijen CIA telah menyesatkan para anggota Kongres dan Gedung Putih tentang teknik apa yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari para tahanan.
Mantan Direktur CIA Michael Hayden membantah CIA telah berbohong tentang program tersebut. Ditambahkannya, laporan itu akan membuat lebih sedikit negara yang sebelumnya bersedia bekerjasama dengan Amerika dalam perang melawan teror, untuk bergabung lagi di masa depan.
Tetapi Dianne Feinstein yang mengepalai Komisi Inteljen Senat berkeras bahwa laporan itu harus dikeluarkan untuk mencegah pelanggaran cara-cara interogasi di masa depan.
Amnesti Internasional mengatakan kewajiban hukum internasional pemerintah Amerika menuntut supaya informasi apapun terkait pelanggaran HAM – termasuk pelanggaran aturan hukum internasional tentang penyiksaan – disampaikan ke hadapan publik.
Presiden Barack Obama sebelumnya mengakui bahwa Amerika “telah menyiksa sejumlah orang”.
Komite Intelijen Senat pada Selasa (9/12) akan menguraikan laporan mengenai rincian grafis ancaman seksual dan teknik interogasi keras yang dilakukan oleh agen mata-mata Amerika Serikat, CIA, kepada tahanan teroris.
Laporan yang dibuat oleh mayoritas komite Demokrat ini akan menjelaskan bagaimana mata-mata senior al-Qaidah, Abdel Rahman al-Nashiri, diancam oleh penyidik dengan bor listrik yang menyala, menurut sumber yang paham perihal laporan tersebut, seperti dikutip Reuters.
Namun, bor tersebut tidak benar-benar digunakan kepada Nashiri yang merupakan tersangka otak pengeboman kapal perang AS, USS Cole, pada 2000 lalu tersebut.
Selain itu, laporan ini juga menjelaskan bagaimana setidaknya satu tahanan diancam secara seksual dengan sapu.
Mempersiapkan protes dari seluruh dunia dan kemungkinan kekerasan atas publikasi rincian grafis tersebut, Gedung Putih dan intelijen AS mengatakan pada Senin (8/12) mereka akan mengambil langkah-langkah untuk menopang keamanan fasilitas AS di seluruh dunia.
"Ada beberapa indikasi bahwa laporan yang dikeluarkan ini dapat menyebabkan risiko yang lebih besar yang ditujukan kepada fasilitas AS dan individu di seluruh dunia," ujar Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih.
Beberapa taktik interogasi yang dimaksudkan untuk memaksa tahanan membocorkan informasi mengenai plot teroris dan jaringan-jaringannya ini melampaui teknik keras yang disahkan oleh Gedung Putih, CIA dan pengacara-pengacara Kementerian Peradilan yang bekerja saat Presiden Bush menjabat.
Earnest menegaskan Presiden Barack Obama mendukung pembuatan dokumen publik ini.
"Sehingga orang di seluruh dunia dan di sini memahami persis apa yang terjadi," ujar Earnest.
Tidak layak
Sementara itu, badan-badan intelijen AS secara diam-diam mengedarkan siaran peringatan mengenai kemungkinan reaksi kekerasan di luar negeri, menurut seorang pejabat senior intelijen.
Komite intelijen Demokrat diperkirakan mengirim laporan melalui situs panel pada Selasa (9/12), bersama dengan kritik panjang tentang laporan tersebut oleh komite Republik dan CIA.
Laporan yang dibuat selama bertahun-tahun ini mencatat sejarah program CIA 'Eksekusi, Penahanan dan Interogasi' yang disahkan Bush setelah serangan 11 September 2001.
Bush mengakhiri banyak aspek program terkait taktik interogasi dan Obama dengan cepat melarang teknik interogasi yang banyak dikritik sebagai penyiksaan tersebut setelah pelantikannya pada 2009.
Kesimpulan akhir komite adalah bahwa interogasi keras tidak mungkin menghasilkan sebuah informasi penting yang mungkin dapat diperoleh dengan cara-cara non-koersif.
Kesimpulan ini secara keras diperdebatkan oleh banyak kalangan intelijen dan pejabat kontra-teroris yang mengatakan tidak ada pertanyaan seperti interogasi yang memberikan terobosan besar.
Obama percaya, terlepas dari apakah metode interogasi menghasilkan informasi yang berguna, "penggunaan teknik ini tidak layak karena kekerasan yang telah dilakukan kepada nilai-nilai dan akal dari apa yang kami yakini sebagai warga Amerika," ujar Erneast.
Kasus-kasus di mana penyidik CIA mengancam satu atau lebih tahanan dengan eksekusi pura-pura—yang pada praktiknya tidak pernah disahkan oleh pemerintah Bush—tercatat dalam laporan.
Praktik interogasi yang disahkan oleh Kementerian Peradilan terkadang dilakukan secara ekstrim.
Seperti kasus Abu Zubaydah, warga Palestina yang dituduh sebagai penyelenggara dan agen perjalanan kelompok al-Qaidah yang berbasis di Afghanistan dan dipimpin oleh Osama bin Laden.
Abu Zubaydah tetap terjaga selama penyidik CIA menginterogasinya lima hari berturut-turut tanpa istirahat.
Ketika Kementerian Kehakiman mensahkan teknik-teknik seperti perampasan hak tidur, pengendalian dan pengawasan metode-metode seperti itu bertepatan saat CIA mulai menahan dan menginterogasi para militan sejak Agustus 2002.
Sistem yang lebih ketat untuk memantau bagaimana teknik digunakan secara tepat dimulai pada awal 2003.
Laporan 500 halaman lebih yang dibuat oleh Komite Intelijen ini telah dipersiapkan untuk dirilis, sementara sebuah ringkasan yang lebih rinci sebanyak enam ribu halaman narasi akan tetap diklasifikasikan sebagai rahasia, termasuk 200 halaman naratif sejarah program interogasi dan 20 studi kasus interogasi tahanan khusus.
Mengutip studi kasus itu, penyidik komite mengklaim CIA telah salah mengartikan bagaimana interogasi keras yang efektif dalam menggali informasi kontra-terorisme yang penting.Senat AS Siap Rilis Laporan Metode Interogasi CIA Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest di Washington DC (Foto: dok).
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan pemerintah telah mengambil "langkah siaga" untuk memperkuat keamanan di berbagai fasilitas AS, seandainya pecah kerusuhan, Senin (9/12).
Berbagai fasilitas diplomasi dan instalasi militer AS di luar negeri diamankan secara lebih ketat, Selasa (9/12), sementara Senat AS bersiap merilis sebuah laporan panjang yang merinci metode interogasi Badan Intelijen Pusat AS, CIA, sejak serangan 11 September 2001.
Laporan 6.000 halaman itu dikabarkan merinci berbagai teknik interogasi yang ekstrem, seperti pemenjaraan di sel-sel kecil, perampasan waktu tidur dan pencurahan air di wajah, alias “waterboarding,” yang membuat orang merasa seakan tenggelam.
Pemerintahan Presiden AS Barack Obama sangat prihatin tentang kemungkinan kepentingan AS akan menjadi target kerusuhan, sehingga Menteri Luar Negeri John Kerry menelpon ketua Komisi Intelijen Senat, Diane Feinstein, pekan lalu, mengenai kemungkinan akan terjadinya serangan balasan.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest memberitahu wartawan, hari Senin (9/12), "langkah siaga" telah diambil untuk memperkuat keamanan di berbagai fasilitas AS, seandainya pecah kerusuhan.
Obama melarang "teknik interogasi yang menyiksa" setelah dia menjabat tahun 2009. Laporan Senat itu akan menjadi dokumentasi publik pertama berkenaan cara penyiksaan yang dituduh dilakukan CIA terhadap para tersangka al-Qaida dalam apa yang disebut “Perang Melawan Terror.”CIA akan Rilis Laporan soal Metode Interogasi Mantan Direktur CIA Michael Hayden siap menghadapi kecaman, jika laporan metode interogasi CIA terhadap tersangka teroris dirilis hari Selasa 9/12 (foto: dok).
Laporan interogasi CIA yang akan dirilis Selasa (9/12), kemungkinan mengungkapkan dugaan penyiksaan yang dilakukan CIA terhadap para tersangka teroris Al Qaida sejak serangan 9/11.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest hari Senin (8/12) mengatakan pemerintah Amerika telah bekerja selama beberapa bulan untuk mempersiapkan kemungkinan dampak dikeluarkannya laporan tentang metode interogasi Badan Inteljen Amerika (CIA) dalam perang melawan teror.
Pejabat-pejabat Amerika mengingatkan dampak dikeluarkannya laporan tentang CIA itu hari Selasa (9/12) bisa memicu aksi kekerasan terhadap kepentingan-kepentingan Amerika di seluruh dunia.
Laporan cara-cara interogasi CIA ini merupakan dokumentasi publik pertama yang menunjukkan dugaan penyiksaan yang dilakukan CIA terhadap para tersangka Al-Qaida sejak serangan teroris 11 September 2001.
Josh Earnest mengatakan Presiden Barack Obama menilai penting bagi warga Amerika untuk mengetahui sejelas mungkin apa yang sesungguhnya terjadi.
Juru bicara Gedung Putih itu menambahkan meski ada kemungkinan resiko, Gedung Putih yakin sangat penting untuk merilis ringkasan laporan tidak rahasia itu.
Laporan setebal 480 halaman itu katanya merinci sejumlah teknik interogasi ekstrim seperti memaksakan kondisi kurang tidur dan “waterboarding” atau teknik yang membuat orang yang diinterogasi merasa akan ditenggelamkan. Metode-metode ini katanya telah digunakan oleh CIA di beberapa lokasi tahanan rahasia di luar negeri.
Josh Earnest mengatakan Presiden Obama “yakin penggunaan cara-cara itu tidak beralasan” dan apapun hasil interogasi itu, program tersebut mengakibatkan kerugian yang tidak perlu pada nilai-nilai nasional Amerika.
Anggota Kongres dari faksi Republik Mike Rogers dan mantan Direktur CIA Michael Hayden akhir pekan lalu mengingatkan bahwa laporan itu bisa memicu para ekstrimis untuk menyerang fasilitas dan warga Amerika di luar negeri.
Departemen Luar Negeri Amerika hari Jumat (5/12) lalu mengatakan Menteri Luar Negeri John Kerry telah mempertanyakan “implikasi luas” laporan itu. Juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki mengatakan sejumlah sandera Amerika masih ditahan di beberapa lokasi di dunia.
Mereka yang telah membaca laporan itu mengatakan laporan tersebut menuduh badan intelijen CIA telah menyesatkan para anggota Kongres dan Gedung Putih tentang teknik apa yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari para tahanan.
Mantan Direktur CIA Michael Hayden membantah CIA telah berbohong tentang program tersebut. Ditambahkannya, laporan itu akan membuat lebih sedikit negara yang sebelumnya bersedia bekerjasama dengan Amerika dalam perang melawan teror, untuk bergabung lagi di masa depan.
Tetapi Dianne Feinstein yang mengepalai Komisi Inteljen Senat berkeras bahwa laporan itu harus dikeluarkan untuk mencegah pelanggaran cara-cara interogasi di masa depan.
Amnesti Internasional mengatakan kewajiban hukum internasional pemerintah Amerika menuntut supaya informasi apapun terkait pelanggaran HAM – termasuk pelanggaran aturan hukum internasional tentang penyiksaan – disampaikan ke hadapan publik.
Presiden Barack Obama sebelumnya mengakui bahwa Amerika “telah menyiksa sejumlah orang”.
0 komentar:
Posting Komentar