CHINA MEMBERIKAN TANTANGAN KEPADA HEGEMONI AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTU-SEKUTUNYA DENGAN MEMBANGUN KEKUATAN DAN PENGUASAAN TEKNOLOGI MILITER
Selama beberapa dekade, China telah berusaha mengejar ketertinggalannya dalam kekuatan dan penguasaan teknologi militer dari negara yang selama ini memiliki kekuatan dan teknologi militer yang sangat maju. Diawali dari usaha China untuk dapat menguasai teknologi yang terbilang dasar. Ikhtiar hCina untuk bisa mewujudkan keinginannya mendapatkan ujian yang cukup berat karena keterbatasan China untuk dapat memanfaatkan akses pasar teknologi dunia.
China terus berjuang untuk membangun basis kekuatan melalui penguasaan teknologi militer dengan kemandirian yang coba dibangun untuk mengembangkan sendiri teknologi-teknologi inovasi untuk dapat mensejajarkan diri dengan negara-negara lain seperti Rusia, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Selain membangun kemandirian China juga harus membayar mahal untuk dapat menutupi kekurangannya dengan melakukan impor senjata dan teknologi dari negara lain utamanya Rusia serta usaha untuk mengintegrasikan strategi pertahanannya secara menyeluruh.
Sebagai kelanjutannya, China sampai saat ini terus berjuang mengejar ketertinggalannya. Bagaimanapun China telah mengalami banyak kemajuan sehingga mampu menghantarkan basis industri pertahanannya semakin mendekati negara-negara maju lainnya. Artikel ini coba membahas mengenai usaha China untuk membangun kemandirian kekuatan dan penguasaan teknologi militer untuk bisa mensejajarkan diri dengan negara-negara maju lainnya. Pembahasan mengenai hal ini penulis coba mulai dari :
Bagian I Pembangunan Kapal Induk ( Aircraft Carrier )
China terus berjuang untuk membangun basis kekuatan melalui penguasaan teknologi militer dengan kemandirian yang coba dibangun untuk mengembangkan sendiri teknologi-teknologi inovasi untuk dapat mensejajarkan diri dengan negara-negara lain seperti Rusia, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Selain membangun kemandirian China juga harus membayar mahal untuk dapat menutupi kekurangannya dengan melakukan impor senjata dan teknologi dari negara lain utamanya Rusia serta usaha untuk mengintegrasikan strategi pertahanannya secara menyeluruh.
Sebagai kelanjutannya, China sampai saat ini terus berjuang mengejar ketertinggalannya. Bagaimanapun China telah mengalami banyak kemajuan sehingga mampu menghantarkan basis industri pertahanannya semakin mendekati negara-negara maju lainnya. Artikel ini coba membahas mengenai usaha China untuk membangun kemandirian kekuatan dan penguasaan teknologi militer untuk bisa mensejajarkan diri dengan negara-negara maju lainnya. Pembahasan mengenai hal ini penulis coba mulai dari :
Bagian I Pembangunan Kapal Induk ( Aircraft Carrier )
Lioning Aircraft Carrier
Program Research & Development (R & D) kapal induk China dipelopori oleh Laksama Liu Huaqing. Sejak tahun 1954 – 1958 Laksamana Liu Huaqing banyak belajar dari ahli strategi Angkatan Laut Unisoviet Laksamana Gorshkov Sergie selama mengenyam pendidikan di Voroshilov Naval Academy, Liningrad. Strategi kemaritiman Gorshkov Sergie banyak mempengaruhi gagasan-gagasan yg ingin dikembangkan Liu Huaqing terhadap strategi dari People’s Liberation Army Navy (PLAN). Menurul Liu Huaqing doktrin kemaritiman China harus dikembangkan melalui 2 tahap :
Bagaimana untuk menjadikan PLAN menuju kekuatan “Green-Water Active Defence“ sehingga memungkinkan bagi Cina untuk melindungi wilayah perairan dan menegakkan hukum atas klaim teritorinya di Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan.
Bagaimana untuk menjadikan PLAN menuju kekuatan “Blue-Water Navy“ sehingga diharapkan Cina mampu untuk memproyeksikan kekuatan di wilayah Pasifik Barat.
Liu Huaqin selama menjabat sebagai Panglima People’s Liberation Army (PLA) dari tahun 1982 – 1988 dan kemudian menjadi wakil ketua Central Military Commission dari tahun 1989 – 1997 telah mampu mewujudkan ide-ide dan gagasan-gagasannya untuk membangun pondasi doktrin dan strategi dari People’s Liberation Army (PLA). Sejak tahun 1970-an, The People Liberation Army Navy (PLAN) telah begitu tertarik mengoperasikan kapal induk untuk mewujudkan asa PLAN menuju kekuatan “ Blue-Water Navy“.
Tahun 1985 China telah memulai untuk mengakuisisi 4 kapal induk bekas sebagai dasar Research & Development (R & D) untuk membangun kapal induknya secara mandiri. Keempat kapal induk tersebut adalah HMAS Melbourn milik Angkatan Laut Australia, dan tiga lainnya yakni Minsk, Kiev, Varyag merupakan kapal induk ex-Uni Soviet.
Selain mengakuisisi kapal induk bekas dari Australia dan ex-Unisoviet, China juga berusaha mendapatkan desain kapal induk dari negara lain. Salah satu bentuk ikhtiar China adalah meminta kepada pemerintah Spanyol untuk mau menjual Blue Print desain kapal SAC-200 dengan bobot 23.000 ton dan SAC-220 dengan bobot 25.000 ton dari National Bazan yg nantinya dijadikan sebagai acuan untuk R & D menguasai keahlian merancang teknologi konvensional take off/landing berbasis kapal induk.
Negosiasi dimulai pada tahun 1995 – 1996 dan berlangsung cukup alot. Spanyol akhirnya hanya mau menjual sebagian dari konsep desain kapal induknya kepada China. Setelah membeli desain tak lengkap kapal induk dari Spanyol. Pada akhir 90-an, perusahaan desainer kapal perang Rusia, Nevskoye Design Bereau, menyelesaikan sebuah desain kapal induk pesanan China. Namun baik pihak Rusia maupun China tidak menyebutkan berapa harga untuk desain ini. Keduanya juga tidak menyebutkan apakah China merasa puas atau tidak dengan desain ini. Namun tetap saja, beberapa tahun setelah itu masih belum ada juga kapal induk yang dibangun sendiri oleh China karena kemampuan industrinya untuk membangun kapal induk kala itu masih terbatas.
Akhirnya penantian panjang China untuk bisa mengakuisisi dan membangun kapal induk secara mandiri mulai menemui jalan terang. China berhasil mendapatkan kata sepakat dengan rusia untuk membeli kapal induk Kiev ex-Unisoviet lengkap beserta blue printnya. Namun, berdasarkan rilis resmi dari pemerintah China mengenai rincian secara keseluruhan dari desain konvensional kapal ini mengindikasikan ketidaksesuaian pada desain V/STOL dengan apa yg diinginkan oleh China. Dalam usaha untuk melengkapi kekurangan dalam hal desain V/STOL China kembali mengakuisisi kapal induk Varyag ex-Unisoviet lengkap dengan blue-printnya dari Ukraina. Kapal induk Varyag inilah yg menjadi cikal bakal terwujudnya ambisi China untuk memiliki kapal induk pertama yang diberinama Liaoning.
Kapal induk Varyag merupakan hull kedua dari proyek 1143.5 Admiral Kuzmetsov Class) milik Angkatan Laut Uni Soviet. Kapal ini mulai dibangun pada tanggal 6 Desember 1985 di Nikolayev South Shipyard (bekas galangan kapal 444). Pada tanggal 4 Desember 1988 kapal induk yang memiliki bobot 67.500 ton ini pun resmi diluncurkan. Juli 1990, kapal induk Admiral Kuznetsov Class resmi berganti nama menjadi Varyag. Setelah keruntuhan Unisoviet pada tahun 1991, kapal induk Varyag resmi menjadi milik Ukraina. Proyek ini pada tahun 1992 akhirnya dihentikan akibat krisis ekonomi, meskipun sebenarnya 70 % proses pembangunan kapal induk ini telah selesai. Secara struktur kapal induk ini telah selesai tetapi sistem senjata, elektronika dan propulsinya yang belum rampung.
Pada tahun 1992 sebenarnya China telah menunjukan minatnya untuk mengakuisisi kapal induk Varyag dengan berkunjungnya para pejabat China untuk memeriksa secara langsung konsdisi kapal yg ditempatkan di dermaga Nikolayev South Shipyard. Namun, kedua belah pihak tidak bersepakat mengenai harga. Setelah gagalnya kesepakatan harga hampir selama 6 tahun kapal ini berada di dermaga Nikolayev South Shipyard tanpa perawatan. Hingga pada akhir 1990-an, kapal ini siap untuk dilakukan pelelangan dan akhirnya terjual dengan harga USD 20 M kepada perusahaan China yang berbasis di Makao yang awalnya kapal ini akan diperuntukan untuk kasino dan taman hiburan terapung.
Pada tahun 1999, kapal induk Varyag meninggalkan Nikolayev South Shipyard menuju China dengan ditarik menggunakan beberapa kapal tunda. Meskipun awalnya ada penolakan dari pemerintah Turki untuk kapal ini bisa melewati Selat Bosporus karena adanya kekhawatiran Turki akan resiko besar yang bisa ditimbulkan. Pada bulan Maret 2002, kapal induk Varyag tiba di Dalian Shipyard China dan ditempatkan di sana dengan pengamanan yang ketat. Selanjutnya pada tahun 2005, kapal ini dipindahkan ke Dry Dock Dalian Shipyard untuk dicat abu-abu sesuai warna kapal-kapal perang milik PLAN. Pada akhir 2006 kapal ini telah menyelesaikan tahap perbaikan untuk selanjutnya pada bulan April 2009 dipindahkan ke Dry Dock lainya untuk penginstalan mesin dan perangkat berat lainnya. Pada akhir 2010 sistem instalasipun dimulai.
Kapal induk Varyag merupakan hull kedua dari proyek 1143.5 Admiral Kuzmetsov Class) milik Angkatan Laut Uni Soviet. Kapal ini mulai dibangun pada tanggal 6 Desember 1985 di Nikolayev South Shipyard (bekas galangan kapal 444). Pada tanggal 4 Desember 1988 kapal induk yang memiliki bobot 67.500 ton ini pun resmi diluncurkan. Juli 1990, kapal induk Admiral Kuznetsov Class resmi berganti nama menjadi Varyag. Setelah keruntuhan Unisoviet pada tahun 1991, kapal induk Varyag resmi menjadi milik Ukraina. Proyek ini pada tahun 1992 akhirnya dihentikan akibat krisis ekonomi, meskipun sebenarnya 70 % proses pembangunan kapal induk ini telah selesai. Secara struktur kapal induk ini telah selesai tetapi sistem senjata, elektronika dan propulsinya yang belum rampung.
Pada tahun 1992 sebenarnya China telah menunjukan minatnya untuk mengakuisisi kapal induk Varyag dengan berkunjungnya para pejabat China untuk memeriksa secara langsung konsdisi kapal yg ditempatkan di dermaga Nikolayev South Shipyard. Namun, kedua belah pihak tidak bersepakat mengenai harga. Setelah gagalnya kesepakatan harga hampir selama 6 tahun kapal ini berada di dermaga Nikolayev South Shipyard tanpa perawatan. Hingga pada akhir 1990-an, kapal ini siap untuk dilakukan pelelangan dan akhirnya terjual dengan harga USD 20 M kepada perusahaan China yang berbasis di Makao yang awalnya kapal ini akan diperuntukan untuk kasino dan taman hiburan terapung.
Pada tahun 1999, kapal induk Varyag meninggalkan Nikolayev South Shipyard menuju China dengan ditarik menggunakan beberapa kapal tunda. Meskipun awalnya ada penolakan dari pemerintah Turki untuk kapal ini bisa melewati Selat Bosporus karena adanya kekhawatiran Turki akan resiko besar yang bisa ditimbulkan. Pada bulan Maret 2002, kapal induk Varyag tiba di Dalian Shipyard China dan ditempatkan di sana dengan pengamanan yang ketat. Selanjutnya pada tahun 2005, kapal ini dipindahkan ke Dry Dock Dalian Shipyard untuk dicat abu-abu sesuai warna kapal-kapal perang milik PLAN. Pada akhir 2006 kapal ini telah menyelesaikan tahap perbaikan untuk selanjutnya pada bulan April 2009 dipindahkan ke Dry Dock lainya untuk penginstalan mesin dan perangkat berat lainnya. Pada akhir 2010 sistem instalasipun dimulai.
Varyag ditarik dengan tug boat saat melewati Selat Bosporus
Pada bulan Maret 2011, kapal inipun telah hampir rampung. Pada bulan Juni 2011, kepala staf People’s Liberation Army (PLA) Jendral Chen Bin-de memberikan keterangan resmi bahwa China telah berhasil membangun kapal induk pertamanya. Pada bulan Agustus, uji coba pertamapun berlangsung selama 4 hari diikuti uji coba berikutnya pada bulan Desember. Pada 25 September 2012, kapal induk pertama China resmi bertugas, dengan nama baru Liaoning bernomor lambung 16. Di bulan November Menteri Pertahanan Nasional Cina memberikan rilis resmi mengenai keberhasilan pesawat tempur J-15 milik PLAN melakukan uji coba takeoff/landing di kapal induk Liaoning. China membutuhkan waktu sekitar 4 – 5 tahun sebelum kapal induk Liaoning mampu menampung secara penuh kelengkapan perangkat sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.
Pada bulan Maret 2011, kapal inipun telah hampir rampung. Pada bulan Juni 2011, kepala staf People’s Liberation Army (PLA) Jendral Chen Bin-de memberikan keterangan resmi bahwa China telah berhasil membangun kapal induk pertamanya. Pada bulan Agustus, uji coba pertamapun berlangsung selama 4 hari diikuti uji coba berikutnya pada bulan Desember. Pada 25 September 2012, kapal induk pertama China resmi bertugas, dengan nama baru Liaoning bernomor lambung 16. Di bulan November Menteri Pertahanan Nasional Cina memberikan rilis resmi mengenai keberhasilan pesawat tempur J-15 milik PLAN melakukan uji coba takeoff/landing di kapal induk Liaoning. China membutuhkan waktu sekitar 4 – 5 tahun sebelum kapal induk Liaoning mampu menampung secara penuh kelengkapan perangkat sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.
Varyag sedang direvitalisasi di Galangan Kapal Daliain
Pembahasan terakhir dari artikel ini berkaitan dengan Aircraft Carrier China, penulis sudahi dengan memberikan keterangan mengenai spesifikasi dari kapal induk pertama China.
Pembahasan terakhir dari artikel ini berkaitan dengan Aircraft Carrier China, penulis sudahi dengan memberikan keterangan mengenai spesifikasi dari kapal induk pertama China.
Liaoning Aircraft Carrier Specification :
Dimensions:
Length : 304,5 m
Beam : 75m
Draft : 8,97m
Displacement: 53.050t (Standard), 59.100t (Full Load)
Performance
Power Plant : 8 Boilers + 4 Steam Turbin (50.000hp each)
Complement: 1960 crew + 626 air group
Armaments
Guns: Type 1030 CIWS X3
Missiles: FL-3000 N SAM (18 cell) X3
Aircrafts
Fixed Wings: Shenyang J-15 X24
Helicopters: Changhe Z-8 ASW X6, Kamov Ka-31 AEW X4, Harbin Z-9G SAR X2
Sensors
Type 382 Sea Eagle S/C air-search radar & 4 set Active Electronically Scanned Array ( AESA ) radar panel. The Sea Eagle S/C radar memiliki kemampuan untuk mengunci 10 target secara bersamaan.
To be Continued……. Created by JakartaGreater Biro Lombok ( Jap & Firman
Sumber: JKGR
0 komentar:
Posting Komentar