Inspeksi tanpa kontak tersebut bermaksud memenuhi
perjanjian Open Skies, bertujuan mengawasi negara-negara tetangga agar
tidak melakukan persiapan agresi terhadap satu sama lain. Perjanjian
internasional yang memperkuat skema kepercayaan dan transparansi yang
belum pernah terjadi sebelumnya ini telah berlaku lebih dari 20 tahun
dan menyatukan lebih dari 30 negara. Perjanjian tersebut juga diikuti
oleh para negara adidaya dunia, yakni Rusia dan AS.
Seperti yang diumumkan Kepala Pusat Nasional Upaya Pengurangan Bahaya Nuklir Sergey Ryzkhkov kepada koresponden koran Rossiyskaya Gazeta, penerbangan inspeksi pesawat Tu-154 di ruang udara AS berlangsung pada 8-13 Desember. “Pesawat
kami mulai mengudara dari lapangan terbang Open Skies di Travis, negara
bagian California. Jarak penerbangan maksimum pesawat adalah 4.250
kilometer. Ini merupakan komando inspektur Rusia yang ke-39 sejak awal
tahun ini, terkait perjanjian Open Skies,” terang Ryzkhkov.
Perjanjian ini berlaku di area wilayah yang sangat
luas, terhampar dari Vancouver, Kanada, melalui seluruh belahan Utara
bola dunia, hingga Vladivostok, Rusia.
Open Skies sendiri secara khusus disusun untuk melakukan
pengawasan tanpa kontak terhadap tempat-tempat dan pergerakan angkatan
bersenjata negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, para pengamat
dapat berpatroli di atas darat dan laut, mengabadikan semua yang terjadi
di bawah melalui foto dan gambar. Akan tetapi, pesawat tidak diizinkan
untuk mendarat di luar obyek-obyek yang sudah disepakati sebelumnya.
Pesawat tersebut juga dilarang keras ikut campur terhadap hal yang
berlangsung di markas-markas militer.
Perjanjian Terbuka untuk Semua
Anggota perjanjian tersebut antara lain: Belarusia, Belgia,
Bulgaria, Bosnia dan Herzegovina, Inggris, Hungaria, Jerman, Yunani,
Georgia, Denmark, Islandia, Spanyol, Italia, Kanada, Latvia, Luksemburg,
Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rusia, Rumania, Slovakia, AS,
Turki, Ukraina,
Finlandia, Prancis, Ceko, Swedia, serta beberapa negara lain. Perjanjian
ini memiliki waktu tak terbatas dan terbuka bagi semua negara. Jumlah
inspeksi akan ditentukan berdasarkan kuota khusus.
Rusia telah membentuk detasemen penerbangan khusus untuk proses
pengawasan udara berdasarkan program Open Skies sejak lebih dari 10
tahun lalu. Rusia menjadi negara pertama yang bergabung dalam perjanjian
Open Skies, yang memasang sistem optik elektronik muktahir di
pesawat-pesawat pengawasan mereka sendiri.
Foto dan video yang dibuat dengan bantuan sistem tersebut memiliki
kualitas gambar tinggi dan sesuai dengan syarat dari Open Skies, yakni
gambar harus menunjukan dengan jelas jenis peralatan militer yang
terlihat. Sebagai contoh, instalasi peluncuran roket tak boleh
tersamarkan oleh crane pengangkat. Semua gambar yang
diambil pada waktu inspeksi udara dapat dimiliki tidak hanya oleh
pemilik markas militer angkatan darat dan laut saja, tetapi oleh seluruh
peserta perjanjian
Sumber: RBTH
0 komentar:
Posting Komentar