Senin, 09 Februari 2015

AS: Serangan Darat ke ISIS Segera Dimulai


Abrams M1A1 AS

Pertempuran melawan ISIS sepertinya akan memasuki babak baru. Tentara Irak akan memulai serangan darat dalam beberapa pekan ke depan untuk mengambil alih wilayah yang beberapa bulan belakangan dikuasai kelompok tersebut.
“Akan ada serangan balik besar dari darat di Irak,” kata kata utusan Amerika Serikat, John Allen, dalam wawancara dengan kantor berita Petra Minggu (08/02/2015).
“Dalam beberapa pekan mendatang, saat pasukan pemerintah memulai serangan darat untuk mengambil kembali wilayah Irak, sekutu antarbangsa akan membantu dengan kekuatan,” kata dia dengan menekankan bahwa Bagdad akan memimpin gerakan tersebut.
Penekanan serangan darat akan menjadi strategi yang berbeda dari apa yang dilakukan selama ini. Untuk melawan ISIS dalam beberapa bulan terakhir terus mengandalkan serangan udara yang digalang Amerika bersama koalisi.

Allen juga membantah tuduhan bahwa Washington sengaja menunda pasokan senjata dan pelatihan untuk tentara Irak di garis depan. Kepada Petra, dia mengatakan, “Amerika Serikat telah melakukan upaya maksimal untuk mengirim bantuan secepat mungkin.” Amerika Serikat sendiri sejauh ini menjadi pemain utama dalam perang udara melakwan ISIS–yang saat ini menguasai sebagian Irak dan Suriah serta menerapkan hukum Islam dengan kejam di wilayah tersebut.
Sementara itu salah satu anggota koalisi internasional di bawah koordinasi Washington, Yordania, pada Ahad mengumumkan telah melancarkan puluhan serangan udara ke sejumlah target ISIS setelah kelompok tersebut membakar hidup-hidup pilot asal Yordania.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dengan yakin menyatakan bahwa serangan-serangan udara telah mulai menunjukkan keberhasilan, terutama dalam hal pemotongan aliran dana untuk ISIS.
Menurut keterangan Kerry yang berbicara dalam acara konferensi keamanan di Jerman pada Ahad, setidaknya sudah 2.000 serangan udara yang dilancarkan oleh koalisi internasional sejak Agustus lalu.
Perang melalui udara itu telah berhasil merebut kurang lebih wilayah seluas 700 kilometer persegi atau sekitar “seperlima dari area yang mereka kuasai,” kata Kerry. Diplomat tertinggi Amerika Serikat itu tidak merinci lebih jauh apakah wilayah yang telah direbut kembali itu berada di Suriah atau di Irak.
Namun dia menambahkan bahwa sekutu “mengurangi kemampuan ISIS dalam menggunakan 200 sarana gas dan minyak, mengganggu struktur komando mereka, serta mempersempit pendanaan dan memecah belah personil”.




Sumber : Jejaktapak

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *