Reklamasi daratan oleh China di Laut China Selatan. (Reuters) |
Manila – Filipina semakin prihatin atas reklamasi yang dilakukan
China di terumbu yang disengketakan di Laut China Selatan dan
mendiskusikan kesepakatan damai baru Manila dengan pemberontak Muslim
saat menyambut kedatangan Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo, yang
tiba Minggu untuk kunjungan singkat, kata seorang pejabat.
Departemen Luar Negeri di Manila mengatakan Presiden Benigno Aquino
III akan membahas dengan Jokowi bagaimana negara-negara Asia Tenggara
dapat memperkuat pertahanan dan kerjasama maritim dan meningkatkan
perdagangan dan investasi.
Menteri Luar Negeri Albert del Rosario mengatakan kekhawatiran
Filipina atas reklamasi Cina di wilayah yang disengketakan di Kepulauan
Spratly di Laut China Selatan akan diangkat dalam pembicaraan dengan
Jokowi.
Kedua negara adalah anggota pendiri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara, blok 10-negara, yang telah membantu menyelesaikan sengekta
teritorial lama yang belum terselesaikan yang melibatkan China, Taiwan
dan empat negara anggota ASEAN – Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam.
Bulan lalu, Del Rosario mendesak sesama menteri luar negeri ASEAN
untuk mencari dukungan internasional dan mendesak China segera
menghentikan reklamasi lahan. Filipina mengingatkan kredibilitas blok
regional ASEAN dapat merusak jika tetap diam tentang masalah ini.
Del Rosario mengatakan reklamasi besar-besaran China bisa mengancam
kebebasan navigasi dan keanekaragaman hayati di wilayah lepas pantai
yang luas itu.
Filipina, Vietnam dan Malaysia telah memprotes reklamasi, khawatir bahwa China akan mengubah dan memunculkan pulau karang itu menjadi pangkalan militer lepas pantai untuk memperkuat klaim teritorial yang lebih luas, ujar pejabat Filipina.
Indonesia dan China tidak memiliki sengketa formal, meskipun pada
tahun 2010, angkatan laut Indonesia hampir kontak tembak dengan kapal
Cina yang tmemasuki perairan lapangan gas pulau Natuna. Para pejabat
Indonesia mengatakan insiden itu merupakan penyusupan oleh nelayan dan
bukan bagian dari sengketa teritorial.
Dukungan Indonesia terhadap pembicaraan damai pemerintah Filipina
dengan pemberontak Muslim di selatan juga akan ditangani dalam
pembicaraan dengan Jokowi, kata del Rosario.
Filipina menandatangani kesepakatan baru dengan kelompok pemberontak
Muslim terbesar, untuk otonomi bagi umat Islam minoritas di selatan
negara Filipina. Kesepakatan itu datang di bawah hujan tembakan saat
beberapa pejuang kelompok pemberontak Muslim yang terlibat dalam
bentrokan 25 Januari yang menewaskan 44 pasukan komando polisi Filipina.
(wral.com). JKGR
0 komentar:
Posting Komentar