Senin, 09 Februari 2015

ASEAN Tak Bunyi Saat Dibutuhkan. How Come?

Reklamasi daratan oleh China di Laut China Selatan.  (Reuters)
Reklamasi daratan oleh China di Laut China Selatan. (Reuters)

Manila – Filipina semakin prihatin atas reklamasi yang dilakukan China di terumbu yang disengketakan di Laut China Selatan dan mendiskusikan kesepakatan damai baru Manila dengan pemberontak Muslim saat menyambut kedatangan Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo, yang tiba Minggu untuk kunjungan singkat, kata seorang pejabat.
Departemen Luar Negeri di Manila mengatakan Presiden Benigno Aquino III akan membahas dengan Jokowi bagaimana negara-negara Asia Tenggara dapat memperkuat pertahanan dan kerjasama maritim dan meningkatkan perdagangan dan investasi.
Menteri Luar Negeri Albert del Rosario mengatakan kekhawatiran Filipina atas reklamasi Cina di wilayah yang disengketakan di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan akan diangkat dalam pembicaraan dengan Jokowi.
Kedua negara adalah anggota pendiri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, blok 10-negara, yang telah membantu menyelesaikan sengekta teritorial lama yang belum terselesaikan yang melibatkan China, Taiwan dan empat negara anggota ASEAN – Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam.
Bulan lalu, Del Rosario mendesak sesama menteri luar negeri ASEAN untuk mencari dukungan internasional dan mendesak China segera menghentikan reklamasi lahan. Filipina mengingatkan kredibilitas blok regional ASEAN dapat merusak jika tetap diam tentang masalah ini.
Del Rosario mengatakan reklamasi besar-besaran China bisa mengancam kebebasan navigasi dan keanekaragaman hayati di wilayah lepas pantai yang luas itu.
Filipina, Vietnam dan Malaysia telah memprotes reklamasi, khawatir bahwa China akan mengubah dan memunculkan pulau karang itu menjadi pangkalan militer lepas pantai untuk memperkuat klaim teritorial yang lebih luas, ujar pejabat Filipina.
Indonesia dan China tidak memiliki sengketa formal, meskipun pada tahun 2010, angkatan laut Indonesia hampir kontak tembak dengan kapal Cina yang tmemasuki perairan lapangan gas pulau Natuna. Para pejabat Indonesia mengatakan insiden itu merupakan penyusupan oleh nelayan dan bukan bagian dari sengketa teritorial.
Dukungan Indonesia terhadap pembicaraan damai pemerintah Filipina dengan pemberontak Muslim di selatan juga akan ditangani dalam pembicaraan dengan Jokowi, kata del Rosario.
Filipina menandatangani kesepakatan baru dengan kelompok pemberontak Muslim terbesar, untuk otonomi bagi umat Islam minoritas di selatan negara Filipina. Kesepakatan itu datang di bawah hujan tembakan saat beberapa pejuang kelompok pemberontak Muslim yang terlibat dalam bentrokan 25 Januari yang menewaskan 44 pasukan komando polisi Filipina. (wral.com). JKGR

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *