ringan Kapal Norwegia Valkyrien, Kapal Pemburu Belgia, kapal penyapu ranjau Norwegia Otra, Kapal pemburu Belanda Makkum dan Kapal Estonia berkonvoi saat penyebaran kapal NATO di Laut Baltik (22/4). Grup maritim diaktifkan kembali untuk meningkatkan pertahanan dalam menanggapi krisis di Ukraina. AP/Gero Breloer |
TEMPO.CO, Jakarta
– Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi mengatakan
lembaganya berencana membeli kapal perang baru khusus penyapu ranjau.
Kapal baru tersebut akan menggantikan armada penyapu ranjau yang uzur.
“Rencananya kami akan cari dua unit kapal penyapu ranjau,” kata Ade
kepada wartawan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut, Jakarta
Selatan, Kamis, 5 Februari 2015.
Menurut Ade, dua kapal penyapu ranjau milik TNI AL, yakni KRI Pulau
Rengat dan KRI Pulau Rupat, sudah tergolong uzur. Sebab, kapal jenis
Tripartite class yang dibuat oleh galangan GNM (Van der Gessen
de Noord Marinebouw BV) di Albasserdam, Belanda, itu sudah dipakai TNI
AL sejak Maret 1988.
Meski sudah cukup berumur, KRI Pulau Rengat masih aktif dioperasikan
Angkatan Laut. Belum lama ini, kapal tersebut dilibatkan dalam pencarian
pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang di Selat Karimata pada Desember
lalu. Sebab, meski kapal pemburu ranjau, KRI Pulau Rengat bisa digunakan
untuk menemukan benda logam di bawah air, termasuk puing pesawat.
Laksamana Ade Supandi menilai keberadaan kapal penyapu ranjau sangat
berguna bagi misi perang dan nonperang TNI AL.
Sayangnya, Ade Supandi masih merahasiakan besaran anggaran yang
dibutuhkan untuk membeli dua kapal baru tersebut. “Yang jelas (anggaran
dua kapal penyapu ranjau) sudah kami masukkan dalam rencana strategis
2015-2019,” kata Ade.
Angkatan Laut juga belum bisa menentukan pilihan produk kapal penyapu
ranjau yang bakal dibeli. Ade sendiri berjanji bakal mengutamakan
pembelian kapal penyapu ranjau dari galangan kapal dalam negeri. “Kalau
butuh beraneka alat canggih dan dalam negeri belum bisa bikin, kami akan
pesan dari produsen luar negeri,” kata Ade.
Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie setuju dengan rencana TNI
AL. Menurut Connie, kapal perang jenis penyapu ranjau sangat penting
dalam sebuah Angkatan Laut. Musababnya, kapal tersebut bisa digunakan
untuk misi SAR seperti kecelakaan transportasi laut. “Sudah bukan
saatnya retrofit (peremajaan komponen alutsista), terlebih ini berhubungan dengan poros maritim Presiden Joko Widodo,” kata Connie.
(TEMPO.CO)
0 komentar:
Posting Komentar